Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berpesan “Jangan Asal Data Orang Miskin”

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berpesan bila ada permintaan data kemiskinan pemerintah desa jangan berlomba-lomba memasukkan data semua warganya.
Pesan ini disampaikan Bupati Nur Arifin saat giat mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui Makaryo Ning Desa Hebat (Mening Deh) di Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo , Rabu (7/6).
Mas Ipin menekankan bahwa data kemiskinan tidak sama dengan penerima bantuan. Sehingga pemerintah desa jangan berlomba-lomba memasukkan data warganya. Tetapi perlu dipastikan mana yang benar-benar warga miskin dan harus menjadi prioritas. Selanjutnya adalah bagaimana intervensi bagi warga yang sudah tidak produktif.


“Yang riil masyarakat miskin yang sepantasnya dimasukkan. Apalagi penanganan kemiskinan ini perlu mempertimbangkan skala prioritas. Mana mana yang perlu di prioritaskan untuk didahulukan,” jelasnya.
Mengingatkan kembali, lanjutnya di Trenggalek ada sebuah gerakan yang dinamakan GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Kemiskinan dan Kerentanan). Di inisiasi pertama kali Bupati Arifin saat masih menjabat Wakil Bupati guna menyadarkan masyarakat di Trenggalek untuk mau menengok sekitar.
Bila mendapatkan bantuan dari pemerintah diharapkan mau menengok ke sekitarnya apakah memang layak mendapatkan bantuan. Atau masih ada saudara atau tetangga yang mungkin lebih layak untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Didata tentunya harapannya bisa mendapatkan bantuan, padahal kemampuan atau jumlah bantuannya terbatas. Apalagi pemerintah pusat dan Kabupaten Trenggalek menargetkan pengentaskan kemiskinan ekstrem 0% di tahun 2024.


” Tolong semua kalau dimintai data kemiskinan itu yang benar riil miskin. Ditanya benar benar yang miskin, jangan berlomba lomba mendaftarkan semua. Karena ada pikiran kalau didaftar miskin itu pasti dapat bantuan,” ujarnya.


Makanya, lanjut Bupati Trenggalek menambahkan, “kenapa di Trenggalek itu ada gerakan namanya GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Kemiskinan dan Kerentanan). Jadi yang merasa miskin mau melihat disekitarnya. Katakanlah ada 10 bantuan dan kemudian orang itu masuk daftar orang ke 15.
Kita minta kesadarannya melihat disekitar kita apakah ada yang jauh lebih miskin dari kita dan mereka belum dapat bantuan karena merekalah yang sepatutnya lebih pantas mendapatkan bantuan itu,” imbuhnya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *