Penyandang Disabilitas Pecahkan Rekor Muri

Kabupaten Trenggalek mencatatkan pemecahan rekor MURI ke-7 dalam momentum puncak peringatan Hari Ibu Nasional ke-94 tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 22 Desember.
Pencatatan rekor yang diraih Trenggalek dalam kategori pembuatan Batik Shibori terbanyak oleh penyandang disabilitas. Bahkan rekor ini tercatat rekor dunia. Yang semula targetnya 650 peserta, namun dalam pelaksanaannya jumlahnya bertambah menjadi 659 peserta.
Perwakilan MURI, Sri Widarti dalam pemecahan rekor ini, menambahkan, museum Rekor Dunia-Indonesia adalah lembaga pencatat rekor pertama di Indonesia yang didirikan oleh dengan tujuan untuk mencatat dan mendokumentasikan beragam prestasi superlative di Indonesia. Pencatatan ini ditujukan memberikan inspirasi menggugah semangat juang putra-putri Indonesia untuk terus menunjukkan karsa dan karya terbaik di bidangnya masing-masing demi mengobarkan semangat kebanggaan nasional dari segenap komponen masyarakat Indonesia.


“Tentunya kami bukan kali pertama hadir ke Kabupaten Trenggalek karena sebelumnya sudah ada beberapa rekor yang sudah kita catat di Muri. Mulai dari cabut gigi terbanyak pada tahun 2007, kemudian prestasi pribadi dari bapak bupati yang waktu itu masih menjabat sebagai wakil bupati tercatat sebagai wakil bupati termuda di Indonesia 25 tahun 10 bulan 17 hari tahun 2016,” ucap Sri Widarti.
Lalu juga di Kabupaten Trenggalek pernah kami catat sajian Nasi Gegok terbanyak 15.173 sajian pada 2019. Kemudian juga ada parade Kesenian Barongan terbanyak. Terus juga mengenakan busana Batik Shibori dengan peserta terbanyak 7.575 peserta pada tahun 2019 dan yang terbaru prosesi adat dengan penyajian Nasi Lodho terbaik tahun 2022, pada 17 Juni.
Sedangkan pada hari ini, 22 Desember 2022 bertepatan dengan Hari Ibu Nasional, hari yang luar biasa, dari jam 8 pagi penyandang disabilitas mulai berdatangan. Kemudian mereka mulai berproses untuk membuat Batik Shibori. Menjadi luar biasa karena dikerjakan oleh para penyandang disabilitas yang ternyata mempunyai kemampuan yang setara dengan kita.
Tidak salah Bapak Presiden memberikan kesempatan dorongan semangat dan tentunya peluang usaha kepada rekan-rekannya istimewa kali ini. Semoga terus berkreasi, tidak boleh menyerah dan terus berinovasi serta mengasah kreativitas untuk kesuksesan bersama. Pada hari ini kami mengumumkan pembuatan shibori oleh terbanyak resmi tercatat di Museum Rekor dunia-indonesia. Jumlah peserta yang semula targetnya 650 peserta Namun ternyata lebih itu menjadi 659 peserta.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam kesempatan ini tak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah ikut menyukseskan upaya mencatatkan rekor MURI pembuatan Batik Shibori terbanyak oleh penyandang disabilitas. Ucapan terima kasih itu diantaranya diucapkan kepada istrinya, Novita Hardini, SE., Istrinya yang telah menggagas dan memprakarsai pencatatan rekor ini.
“I love you semua, terima kasih partisipasinya, terima kasih. Saya hanya mengucapkan selamat karena sudah dapat rekor Muri Museum Rekor Indonesia dan dunia hari ini,” ucapnya.


Kerja keras hari ini mencatatkan rekor di Indonesia dan dunia. “Terima kasih semuanya udah berprestasi menunjukkan bahwa kita semua bisa melakukan sesuatu terima kasih, terima kasih, terima kasih dan saya juga mengucapkan selamat hari ibu untuk ibu-ibu yang luar biasa melanjutkan kita dan kemudian membuat kita bisa bertanggung sini ke luar biasa ini. Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Terima kasih,” sambungnya.
Kemudian Novita Hardini, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Trenggalek menyampaikan, “pada hari ini kita mencetak sejarah. Ditengah keterbatasan kita bisa menghasilkan sebuah karya dimana keterbatasan tidak ada artinya kalau kita bergandengan tangan,” ujar inisiator Sepeda Keren itu.
Semoga, lanjut Novita “ini menjadi sumber inspirasi seluruh kelompok disabilitas di Indonesia, bahwa keterbatasan itu bukan menjadi halangan untuk bisa meraih prestasi. Bukan halangan untuk membuat gerakan yang bermanfaat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat,” jelasnya.


Harapan saya apa yang kita raih hari ini menjadi dorongan, tidak sendiri, kita mengempower penyandang disabilitas menjaga semangatnya. Terima kasih kepada seluruh OPD, semua pendamping dan seluruh yang terlibat karena acara ini tidak akan bisa digelar tanpa adanya kolaborasi, tutupnya.

Redaksi


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *